“Tahun 2016 menjadi tahun penanda akan segera dilaksanakannya hasil dari kesepakatan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan kita harus sudah mempersiapkan diri berkompetisi dalam persaingan global ini.” Demikian kalimat pembuka yang disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat bapak Sutoko, M.Si dalam sambutannya pada Seminar Pendidikan dengan tema “Penguatan Karakter Siswa Melalui Sekolah Sebagai Upaya Menyiapkan Generasi yang Mampu Bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)” di gedung Pemda Kabupaten Lahat (19/3).
“Berdasarkan hasil studi tentang peringkat kualitas pendidikan di antara 65 negara di dunia”, lanjut beliau, “Indonesia menempati peringkat ke 64, dan Provinsi Sumatera Selatan berada di posisi 29 dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia. Ini adalah kenyataan pahit yang harus kita terima, bahwa pengelolaan sistem pendidikan kita secara kolektif belum bisa dikatakan maksimal, bahkan masih jauh dari standar. Maka dari itu, tantangan terberat yang harus dihadapi pengelola dunia pendidikan di Indonesia jika ingin dapat bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN, adalah tentang 3 hal; pertama soal standar kompetensi guru; kedua, kepala sekolah yang profesional; dan ketiga, kualitas pengawas sekolah yang mampu membentuk satuan pendidikan yang berkarakter”.
Hal ini juga mendapat perhatian mandalam dari Ketua Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Sumatera Selatan Drs. Dakir Soekariyo. MM, sebagai salah satu narasumber dalam agenda ini. “Masalah yang harus kita hadapi tidak hanya soal kesiapan kita dari dalam, tetapi juga ada begitu banyak tantangan yang berasal dari luar. Misalnya, ada beberapa tokoh di tingkat nasional yang berpendapat bahwa sekolah-sekolah Islam harus dikurangi. Maka kita sampaikan bahwa, Sekolah Islam Terpadu harus menjadi garda terdepan untuk medukung program pendidikan pemerintah yang berkualitas!” Lanjut beliau bersemangat.
Maka dari itu sangat diharapkan kepada semua pengelola Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang ada di Sumatera Selatan agar bisa menjadi motor penggerak yang menginisiasi pembangunan pendidikan di daerah masing-masing, dengan tetap menjaga standar kualitas yang telah bersama-sama ditetapkan.
“Alhamdulillah, pertumbuhan Sekolah Islam Terpadu di Indonesia semakin cepat, kita sudah memiliki 2.327 SIT di seluruh Indonesia, dan di Sumatera Selatan telah terbentuk 72 SIT baru.” Jadi peran Sekolah Islam Terpadu semakin jelas ke depan, dan guru akan menjadi penentu arah pembangunan pendidikan kita dalam menghadapi MEA. Menjadi inisiator penggerak, artinya Sekolah Islam Terpadu harus bisa menjadi trendsetter dalam dunia pendidikan saat ini, yaitu pendidikan yang berkualitas dan terjangkau.” Tutup beliau
Apa yang menjadi visi dari JSIT ini, selaras dengan apa yang telah menjadi Master Plan dari pengelola Yayasan Sekolah Islam Terpadu (SIT) Robbani, bapak Kemas Ade Isnaeni, ST. “Bahwa kita ingin membangun pendidikan Indonesia yang berkualitas dengan menghasilkan SDM yang mampu bersaing secara global dengan standar mutu yang terjaga, namun tetap bisa diakses bahkan oleh masyarakat menengah kebawah sekalipun.” (_R)
Posting Komentar