BREAKING NEWS

Main Slider

5/Food/slider-tag

Selasa, 15 Oktober 2019

Empati itu Indah, Memberi Itu Ibadah

Empati adalah kata-kata yang merujuk pada sikap perasaan yang merasakan dan memahami kondisi emosi orang lain. Empati memungkinkan individu untuk memahami maksud orang lain, memprediksi perilaku mereka dan mengalami emosi yang dipicu oleh emosi mereka (Baron-Cohen & Wheelwright,2004).

Empati bukan sekedar  bersimpati kepada orang, tapi sudah pada tahapan seakan-akan kita sendiri yang mengalaminya. Perasaan yang dialami oleh orang yang berempati dipicu oleh rasa belas kasihan dan situasi dimana orang yang berempati juga perna
h mengalami hal yang sama, sehingga titik rasa dari perasaan yang di alaminya seakan-akan nyata terjadi pada dirinya.

Empati merupakan sifat terpuji, Allah SWT menganjurkan hambanya memiliki sifat ini. Empati sama dengan rasa iba atau rasa belas kasihan kepada orang lain yang terkena musibah. Islam sangat menganjurkan untuk bersikap empati, sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. An-Nisa/4:8 yang artinya “ Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat ,anak-anak yatim dan orang-orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik” (Q-S An-Nia/4:8).

Kesibukan-kesibukan yang terjalani kadang kala membuat kita tidak peduli kepada saudara dan orang lain disekitar kita, hanya memikirkan kewajiban dalam urusan dunia yang membuat kita acuh kepada saudara sesama. Begitu banyak kesulitan orang lain yang bisa kita ringankan dengan uluran tangan kita.

Sikap empati tidak hanya sebatas rasa iba saja, empati menggerakkan hati seseorang untuk turut menolong dan meringankan penderitaan orang yang sedang mengalami kesulitan. Menolong dalam kebaikan adalah pahala, begitu banyak ladang pahala yang bisa dikumpulkan dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam lingkungan sekitar. Tak bisa dipungkiri sikap empati juga termasuk salah satu ujian bagi orang yang berempati, kenapa demikian, orang yang berempati tidak selalu tergerak hatinya untuk menolong orang yang dikasihanya, hanya merasa penderitaan nya saja tetapi tidak mau untuk menolong. Padahal apabila disadari tak harus memberi dalam jumlah banyak, cukup jumlah yang sedikit dapat menyenangkan hati saudara, itupun sudah terhitung pahala. Hal ini terdapat pada Al-Quran mengenai keterlenaan manusia yang tidak mudah untuk memberi

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, eungguhnya Allah amat berat siksaan-Nya “ (QS. Al-Maidah:2)

Tolong-menolong dalam kebaikan sebagai sarana menumbuhkan rasa empati dalam jiwa seorang muslim/muslimah menjadi wujud dari kesetiakawanan sosial yang akan kembali kepada diri kita sendiri, sebab pelajaran berempati tidak mungkin kita dapatkan dari orang lain yang tidak dikenal, tetapi didapatkan dari lingkungan internal dan diajarkan oleh Allah SWT langsung melalui kuasa-Nya yang hanya dapat ditangkap dengan mata hati dan perasaan yang ikhlas.

Sikap empati perlu ditumbuhkan sedari kecil kepada anak-anak, sangat pentingnya empati ini bagi persatuan umat sehingga harus ditanamkan sedari dini kepada anak. Dimulai dari hal yang sederhana, biasakan anak untuk menolong sesama teman, tidak dibiasakan untuk menyalahkan teman apabila teman ada musibah, walaupun itu kesalahannya. Anak diibaratkan kertas putih, apabila tinta yang digunakan untuk mengambar dan melukis di kertas baik, maka hasilnya juga akan baik. Begitu juga terhadap anak, apabila orang tua mengajarkan hal-hal yang baik maka anak akan menjalankan hal yang baik pula.

Begitu penting nya rasa empati dalam kehidupan bermasyarakat dan bersaudara, dengan empati kita telah meringankan beban yang dirasakan orang yang mengalami kesulitan. Semula beban yang bertumpuk dan menjadi penyakit karena belas kasihan dan empati kita kepadanya akan membawakan ketenangan jiwa sebab derita yang dialaminya dapat dirasakan orang lain tidak hanya dirinya sendiri yang menanggung. Tidak perlu bersimpati dengan memberikan segunung emas, tetapi cukup berikan mereka ketenagan, keadaan yang nyaman, dengarkan keluh kesahnya, serta tolong mereka dengan sebisa mungkin tanpa memaksakan diri untuk menolong dalam jumlah besar. Semakin banyak beban dan penderitaan yang kita ringankan, maka semakin banyak simpanan pahala yang kita dapatkan.


By: Siti Juleha


Posting Komentar