
“Tuh kan jadi berantakan, jangan nakal dong dek!”
Pernahkah orangtua mengucapkan kata-kata tersebut karena ulah si kecil?. terkadang tanpa kita sadari kita ataupun orangtua sering kali mengucapkan hal tersebut kepada anak dengan berbagai alasan. Akan tetapi, tahukah bahwa apa yang dilakukan anak tersebut adalah suatu bentuk kreatifitas.

Nakal dan kreatif memiliki makna yang berbeda. Perilaku kreatif muncul dalam kondisi dimana anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, rasa ingin tahu ini memicu untuk mencoba dan mengeksplorasi banyak hal. Oleh karena itu jangan terlalu terburu-buru membuat kesimpulan namun manfaatkan kejadian yang ada menjadi sarana di mana anak bisa belajar banyak hal. Namun bukan berarti memberikan kebebasan tanpa batas. Dalam menyikapi perilaku-perilaku anak, orangtua perlu lebih hati-hati. Jangan sampai ada kekeliruan dalam memberikan penilaian terhadap anak. Orangtua harus lebih jeli dalam melihat apakah perilaku yang muncul terhadap anak itu merupakan bentuk kenakalan ataukah wujud dari pemikiran kreatifnya. Berbeda dengan perilaku nakal, perilaku nakal muncul ketika memang ada unsur kesengajaan untuk tujuan yang kurang baik. Namun seringkali orangtua hanya memfokuskan diri pada perilaku yang muncul tanpa menelusuri sebab-sebab dari perilaku yang dilakukan anak, sehingga ketika ada perilaku anak yang tidak diharapkan muncul, orangtua secara langsung memberikan label “Nakal” dengan cepat.
Lalu kemudian, bagaimana mengetahui apakah perilaku anak adalah perilaku nakal ataukah perilaku kreatif? hal penting yang harus dilakukan oleh orang tua adalah sikap awal dalam menghadapi kejadian. Seharusnya orang tua tidak terlalu fokus hanya pada perilaku yang kelihatan, tetapi melihat dengan jeli mengapa anak melakukan hal tersebut. Langkah kedua adalam mencari tahu mengenai alasannya. Menanyai anak mengenai apa yang sedang dilakukan dan alasan mengapa ia melakukan itu adalah hal penting. Dari jawaban-jawabannya kita dapat menyelidiki. Dalam hal ini, kepekaan dalam mengenali maksud anak sangat penting. Jangan sampai kekeliruan sikap yang dalam menghadapi sang anak menyebabkan matinya keberanian bereksplorasi dan mencoba berbagai hal baru. Jadi marilah ciptakan suasana menyenangkan agar anak-anak senang belajar. Apabila mereka senang, tentu mereka akan tertarik dan dengan sendirinya mereka akan melakukannya sendiri tanpa harus disuruh atau dipaksa.
By : Erina, S.Pd
Yaps bener banget nih artikelnya.. I agree 👍
BalasHapus