BREAKING NEWS

Main Slider

5/Food/slider-tag

Sabtu, 07 Maret 2020

Ayo Bermain!

Siapa sih yang masa kecilnya kurang bahagia? Dalam konteks bermain yah, bukan dalam konteks lainnya. Tentu kita bakal menemukan jawabannya pada diri kita sendiri. Sering terdengar oleh kita, pada saat kita umur dewasa lalu memainkan permainan anak kecil maka segerombolan orang akan mengatakan “masa kecilnya kurang bahagia”. Lantas apakah benar bahwa masa kecil kita kurang bahagia? Jawabannya ada pada diri kita sendiri. Sebuah keniscayaan yang harus dirasakan manusia pada masa kanak-kanak adalah bermain. Apakah permainan itu dilakukan sendiri maupun bersama dengan orang lain, bahkan menggunakan alat ataupun tidak, tradisional maupun modern, itu semua tentu arahnya adalah mengasyikkan.

Bermain lompat tali, enggrang, congklak, petak umpet, bentengan, bola kasti, sepak bola plastik dan lain sebagainya. Itu semua adalah permainan yang mungkin sering kita rasakan dan kita dengar. Bermain game bord, sega, playstasion, dan pistol-pistolan juga sering akan tetapi permainan ini hanya pada kalangan tertentu karena membutuhkan biaya yang lebih besar. Bagi anak anak permainan ini sangat seru dan asyik. Ada hal penting didapatkan si anak ketika melakukan permainan tersebut yaitu menyenangkan, mengasyikkan, kekompakan, kerjasama, dan bahkan ketangkasan. 

Permainan tersebut sering dilakukan dilingkungan rumah maupun di sekolah, bahkan sampai ke tingkat perkemahan. Bermain tentu akan menghilangkan kebosanan dan kejenuhan. Itulah yang dirasakan anak anak. Belajar terus di rumah dan di sekolah, tambah lagi les tambahan dan privat sungguh membuat si anak bakal jenuh. Oleh karena itu mereka menganggap bermain itu sangat penting. Lalu bagaimana mengatur waktu bermainnya dan permainan apa saja yang harus dilakukan.

Rasulullah SAW sangat senang mengajak cucu beliau Hasan dan Husain serta Ibnu Abbas bermain kuda-kudaan bahkan bermain lari pacu. Suatu ketika Beliau membuat suatu permainan dengan kedua cucunya, siapa yang lebih duluan sampai memeluk Beliau. Maka dengan senang dan gembira Hasan dan Husain pun berlari secepat mungkin untuk memeluk Rasulullah SAW. Kemudian juga Ibnu Abbas r.a. sering diajak Rasulullah SAW bermain kuda-kudaan. Itu salah satu contoh permainan yang sederhana tapi sangat bermakna.

Saat ini bentuk dan jenis permainan sangatlah banyak macamnya, mulai dari tanpa alat maupun menggunakan alat. Akan tetapi permainan tersebut membuat anak-anak semakin tidak menghargai waktu dan keluarganya. Terlalu sibuk dengan permainan bentengnya hingga lupa waktu sholat dan waktu belajar, itu menjadi evaluasi bagi permainan si anak. Bahkan lebih bahaya lagi permainan yang menggunakan telepon genggam yang berlebihan hingga menyebabkan penyakit mata, dan bahkan kejiwaan anak.

Tentu itu semua tidak terlepas dari perhatian orang tua. Sesungguhnya orang tua lah yang utama mengajak anaknya bermain. Nak! Main yok! Mungkin jarang kita dengar dari mulut orang tua si anak langsung. Dek, ayo bermain! Sungguh jarang terjadi. Bisa saja karena kesibukan orang tuanya sehingga waktu untuk anak tidak dapat dibagi. Oleh sebab itu, penting sekali bagi orang tua untuk memperhatikan waktu bermain anak dan permainan apa saja yang dilakukan si anak. Permainan yang berbobot, baik secara visual, gerak, bahkan permaianan yang menambah wawasan akademik si anak.  Permainan yang mengasah otak si anak, menumbuh kembangkan gerak motorik anak serta mengasah sosial dan kerjasama si anak justru itu lebih baik dari pada memberikan waktu kebebasan si anak dalam menghabiskan waktu bermainnya tanpa perhatian orang tua

Semoga kita selalu dapat menebarkan kebaikan kepada generasi kita, bangsa kita sehingga mereka menjadi pemimpin masa depan yang tidak menggunakan kepemimpinannya untuk kembali mengulang “masa kecil yang kurang bahagia” mereka. 

Wallohu a’lam bishshowab

Oleh : Sholahuddin Gultom

============================================================================

Let's Play!

Who the heck was a child less happy? In the context of playing well, not in other contexts. Of course we will find the answer to ourselves. It is often heard by us, when we are adults and then play the game of a child then a group of people will say "his childhood is not happy". So is it true that our childhoods were less happy? The answer is in ourselves. A necessity that must be felt by humans in childhood is playing. Whether the game is done alone or together with other people, even using tools or not, traditional or modern, it all of course the direction is exciting.

Playing jump rope, enggrang, congklak, hide and seek, bentengan, baseball balls, plastic soccer and so forth. These are all games that we may often feel and hear. Playing bord, sega, playstasion, and pistols also often, but this game is only in certain circles because it requires a greater cost. For children this game is very exciting and fun. There is an important thing for the child to get while doing the game that is fun, exciting, compactness, cooperation, and even dexterity.

The game is often done at home and at school, even to the camp level. Playing will certainly eliminate boredom and boredom. That is what children feel. Continuing learning at home and at school, plus additional private and tutoring really make the child will be bored. Therefore they think playing is very important. Then how to manage playing time and what games to do.

Rasulullah SAW was very pleased to invite his grandchildren Hasan and Husain and Ibn Abbas to play piggybacks and even run and run. One time he made a game with his two grandchildren, who was the first to embrace him. So happily and happily Hasan and Husain ran as fast as possible to embrace Rasulullah SAW. Then also Ibn Abbas r.a. the Prophet was often invited to play piggyback. That's one example of a simple but very meaningful game.

Currently the shape and type of the game is very many kinds, ranging from without tools or using tools. However, the game makes children increasingly disrespect their time and family. Too busy with the game of the castle to forget the prayer times and study time, it becomes an evaluation for the child's play. Even more dangerous is the game that uses excessive cell phones to cause eye disease, and even children's psychiatric disorders.

Of course it all can not be separated from the attention of parents. In fact, parents are the main ones to invite their children to play. Kiddo! Let's play Maybe we rarely hear from the mouth of the child's parents directly. Dek, let's play! Very rarely happens. It could be because of busy parents so that the time for children can not be divided. Therefore, it is very important for parents to pay attention to the child's playing time and what games the child is doing. A weighted game, both visually, motion, and even games that add to the child's academic insight. Games that sharpen the brain of the child, develop children's motor movements and hone social and cooperation of the child are actually better than giving time to the child's freedom in spending time playing without the attention of parents

Hopefully we can always spread the goodness to our generation, our nation so that they become future leaders who do not use their leadership to repeat their "unhappy childhood".
Wallohu a'lam bishshowab

By: Sholahuddin Gultom

5 komentar :