BREAKING NEWS

Main Slider

5/Food/slider-tag

Selasa, 06 November 2018

Mengapa Harus Sekolah Islam Terpadu?


Pertanyaan ini mulai hadir ke permukaan, diawali dengan bangkitnya semangat keIslaman di kalangan masyarakat Indonesia. Tidak seperti di periode sebelumnya, atau tepatnya kisaran tahun 80 sampai 90-an awal. Tema-tema diskusi tentang agama dalam referensi literatur kita, bisa dikatakan sangat jarang kalau tidak ingin dikatakan tidak ada sama sekali. Gejolak reformasi yang terjadi di Indonesia pada akhir tahun 90-an, tidak hanya memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menentukan nasib mereka sendiri, tetapi juga membuka semua akses terhadap hajat hidup orang banyak, terutama di dunia pendidikan. Pemisahan antara ilmu dunia dan ilmu akhirat sudah tidak menemukan relevansinya lagi, masyarakat cenderung mendapatkan kesempatan untuk kembali kepada semangat keIslaman yang baru. Islam yang tidak hanya hidup di masjid-masjid atau surau-surau, tetapi Islam yang memasuki seluruh dimensi kehidupan manusia, Islam yang cerdas dan modern, Islam yang Rahmatan lil Alamin.

Bukan seperti pemahaman keIslaman sebelumnya yang lebih tradisional dan konservatif, bangkitnya kesadaran keIslaman ini justru banyak didukung oleh masyarakat dari golongan kelas menengah atas yang memang well educated. Artinya, kesadaran keIslaman ini juga didukung tidak hanya oleh jiwa-jiwa yang hanif, tetapi juga oleh akal-akal yang brilliant. Sehingga tidak mengherankan, produk amal ke-Islam-an yang lahir pada masa ini sangatlah kreatif dan inovatif.

Misalnya dalam dunia pendidikan, munculnya sekolah Islam yang dikelola dengan modern dan profesional, yang lebih dikenal dengan istilah Sekolah Islam Terpadu. Pada awal berdirinya, Sekolah Islam terpadu ingin mengubah citra sekolah Islam yang dianggap kurang kompetitif dengan sekolah umum maupun sekolah non-Islam pada umumnya. Saat itu, sekolah pada umumnya hanya menekankan kepentingan akademik dan mereduksi peran agama. Contoh paling sederhana misalnya, ketika seorang anak pergi belajar ke sekolah dari pagi sampai siang hari, lalu ketika sore saat ikut mengaji, anak ini hampir tidak menemukan hubungan ilmu yang ia pelajari di sekolah dengan pengetahuan yang ia dapatkan di mushola. Ini menjadi masalah pendidikan kita.

Selaku pengelola Yayasan Generasi Robbani Sumatera Selatan, Bapak Kemas Ade Isnaeni, S.T mengomentari, "Dengan berdirinya Sekolah Islam Terpadu ini, menjadikan sekolah Islam yang awalnya kurang diperhitungkan, mampu membuktikan bahwa dengan sentuhan agama, anak-anak tak hanya unggul secara akademik, tapi juga memiliki kepribadian yang baik. Mampu menumbuhkan potensi diri yang secara fitrah sudah Allah tetapkan untuk semua manusia. Potensi anak-anak akan muncul apabila anak-anak didekatkan dengan nilai-nilai Islam yang juga fitrah. Seperti iman kepada Allah, akhlakul karimah dan juga memahami Al-Qur'an."

Masyarakat pun sudah bisa menilai keunggulan Sekolah Islam Terpadu dibanding sekolah lain. “Keunggulan Sekolah Islam Terpadu ini, selain juga mencoba mendekatkan kembali anak-anak dengan Islam, juga mendekatkan mereka dengan seni budaya dan nilai kebangsaan,” ujar bapak yang juga berprofesi sebagai Dosen Akamigas Palembang ini.

Sekolah Islam terpadu, lanjut beliau, juga ingin membuktikan bahwa anak didiknya berhasil menguasai ilmu-ilmu ke-Islam-an, sekaligus bisa menjuarai kompetisi akademik. “Prestasinya baik, akhlaknya pun bagus. Jadi, yang awalnya hanya ingin memberikan pendidikan yang baik, justru hasilnya bisa lebih dari itu,” ujarnya.

Faktor kesibukan orang tua yang hampir menghabiskan sebagian besar waktunya untuk pekerjaan, akhirnya mencoba mencari alternatif pendidikan anak-anaknya ke sekolah yang memberikan ilmu agama dan umum. “Memilih menyekolahkan anak ke Sekolah Islam Terpadu bukan hanya sekedar pilihan alternatif, tetapi bisa menjadi pilihan utama orang tua yang ingin anaknya mendapatkan pengetahuan umum dan ilmu Islam sekaligus.” ujar Indri Yanti Sapitri Gultom, S.Pd.I, salah satu pengajar di TKIT Robbani.

“Selain mendidik bagaimana berakhlak yang baik, Sekolah Islam Terpadu juga memberi muatan Islam yang lebih intens, misalnya program Tahfidz untuk menghafal dan Tahsin untuk memperbaiki bacaan Al-Qur’an.” Sambungnya

Menurut Kepala Sekolah TKIT Robbani, Ani Oktar Yansi, S.Pd.I, “keunggulan dari sistem pembelajaran Sekolah Islam Terpadu, adalah memadukan kurikulum nasional dengan pelajaran dan kehidupan Islam. Dengan konsep itu, secara teknis setiap hari materi yang diberikan kepada siswa selalu ditambah materi pembelajaran dari sudut pandang Islam.” ujarnya.



Maka dari itu, menjadi penting bagi orang tua untuk memilih pendidikan yang tepat untuk anaknya, karena Sekolah Islam Terpadu mendidik anak bukan dari segi akademik saja, tetapi membangun karakter dan akhlak yang Islami menjadi prioritas yang tidak boleh dikesampingkan.

Tapi tentunya, Sekolah Islam Terpadu bukan berarti tidak memiliki kekurangan sama sekali. Seperti banyak dikeluhkan oleh beberapa wali siswa di laman sosial media, yang menyebutkan bahwa biaya pendidikan di Sekolah Islam Terpadu cenderung memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah swasta lain, meskipun secara kualitas harus diakui masih lebih unggul dibandingkan dengan sekolah-sekolah swasta atau sekolah negeri sekalipun.

Maka dari itu, ini adalah masalah kita bersama yang menginginkan kualitas pendidikan yang baik, namun juga harus bisa diakses dari kalangan manapun. “Menjawab kekhawatiran ini, berdirinya Sekolah Islam Terpadu Robbani, diharapkan bisa menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat yang menginginkan kualitas pendidikan yang baik, sarana dan prasarana yang berkualitas, namun tetap dengan harga yang terjangkau.” Tutup Wuri Relistiani, S.Pd, selaku Kepala SDIT Robbani.



SEPTA RYAN HIDAYAT
Sekretaris Yayasan GRSS

Posting Komentar