BREAKING NEWS

Main Slider

5/Food/slider-tag

Kamis, 27 Juni 2019

Menjadi Diri Sendiri

Anak-anak memang bisa mengikuti pola pikir atau pilihan orangtua ketika menentukan profesi saat dewasa. Namun bukan berarti orangtua bisa memaksakan kehendak terhadap anaknya untuk memilih jalan yang diinginkan orangtua. Karena bagaimana pun, anak memiliki potensinya masing-masing yang mungkin masih tersembunyi yang justru bisa membuatnya lebih berkembang ketimbang dipaksakan. Mindset ini harus ditanamkan sejak dini bahkan sejak anak belum lahir. Anak-anak harus diberikan kesempatan untuk mengekspresikan diri dan memilih hobi maupun kegiatan yang disukai selama itu positif karena ada alasan yang mendasarinya.

Dilansir dari businessinsider.sg, Charles MacPherson, pendiri dan presiden dari Charles MacPherson Associates mengatakan, "Akhir-akhir ini masyarakat memang lebih berani dan merasa lebih bebas untuk melakukan apa yang mereka inginkan." Dan ini merupakan hal bagus. karena meski sering dilihat sebagai sesuatu yang bertolak belakang dengan tradisi di Indonesia zaman dulu, namun hal ini memberikan dampak baik bagi tumbuh kembang anak zaman sekarang. Anak-anak diajarkan bertanggung jawab terhadap pilihan dan keputusannya sendiri, belajar mengambil risiko, belajar menanam rasa kepercayaan diri dan memiliki mimpi untuk meraih sesuatu sehingga menuntun anak untuk bisa sukses lebih cepat.

Sebagai orangtua semestinya jangan memaksa anak untuk menjadi “kloningan” dari orangtua atau memaksa anak untuk menjadi apa yang ayah dan bunda ingin kan, karena jika tida berhasil bukan hanya ayah dan bunda saja yang bakal stress tapi melainkan anaknya juga ikut merasakan stress.

Pada nggak percaya ? Anak kecil itu juga bisa merasakan apa yang namanya stress, dan faktanya stress yang dialami oleh anak itu terkadang faktor dari orangtuanya sendiri. Tanpa sengaja perlakuan orangtua malah menimbulkan tekanan pada anak yang mengakibatkan anak menjadi stress. Apa saja contohnya ?

  • Membuat anak banyak mengikuti kegiatan
Seperti mengikuti les sejak dini. Senin les berenang, selasa les melukis, rabu les memanah, kamis les musik, jum’at les menari….

Memang saat itu anak terliat baik-baik saja dan tetap mengikutinya, tapi apakah ayah dan bunda tahu dibalik patuh si anak dalam mengikuti les ada kejenuhan yang mereka rasakan dan berdampak berapa tahun ke depan.

  • Hati-hati dalam memberikan kata-kata motivasi
Dalam mensuport anak pasti kita sebagai orangtua ingin melakukan yang terbaik untuk mendukung anak, tapi terkadang kata-kata motivasi yang kita berikan kepada anak justru kadang membebani si anak. Kenapa ? jangan samakan pola pikir kita dan pola pikir anak, karna mayoritas anak-anak  langsung menyerap kata-kata apa yang ia dengar tanpa menyaring dan memproses  dengan sempurna seperti yang orang dewasa lakukan.

  • Membeda-bedakannya
Apalagi membeda-bedakannya dengan temannya dalam menempuh proses belajar anak, sehingga tanpa sadar orangtua seperti membuat suatu perintah yang mengharuskan anak menjadi sosok yang lebih baik dari yang dibandingkan dengannya. Hati-hati buat ayah dan bunda, memang ada sebagian anak yang menerima tantangan tersebut, tapi sisanya ?

  • Labeling pada anak
Apalagi satu ini yaitu labeling pada anak, sembari dengan membandingkannya dengan anak lain, karna itu akan membuat anak menjadi tertekan dan terluka secara batin. Mungkin maksud dari ayah dan bunda dalam melakukan labeling pada anak semata-mata hanya untuk bercanda saja, tetapi hal tersebut membuat si anak menjadi kepikiran, tertekan, mengalami luka batin, yang akan ia bawa hingga anak dewasa.

  • Menuntut kesempurnaan
Membuat anak mengikuti banyak les agar bisa menjadi apa yang bunda inginkan, smart dan multitalent . menuntut anak akan membuatnya menjadi stress, dari pada seperti itu bagaimana dengan memberikan kesempatan untuk mencoba segala hal agar ia bisa mengetahui keahliannya.

Memang tidak sedikit orangtua yang menginginkan anaknya seperti apa yang ia inginkan, menjadi sempurna seperti apa yang orangtua bayangkan. Tapi perlu kita sadari bahwa masing-masing anak mempunyai kepribadian, karakteristik, keunikan, masing-masing. Maka biarkan anak menjadi dirinya sendiri.

Jangan usik masa-masa kecemasannya dengan keegoisan kita yang menginginkan kesempurna dari anak kita. Yang terpenting bagi anak kita adalah kenyaman mereka saat menjadi mereka sendiri, kenyamanan mereka saat bersama-sama dengan orangtua, karna dengan begitu tanpa kita tuntut anak kita lambat laun anak akan mengerti kemampuannya dan mengerti dirinya dan bagaimana caranya membanggakan orangtuanya. Tugas kita sebagai orangtua adalah perlu mensuport apa yang anak kita lakukan, memfasilitasi apa yang menjadi hobby dan kesukaannya agar anak bisa berkembang dengan optimal.

Alhamdulillah TK IT  Robbani sudah menerapkan program khusus yaitu dengan metode sentra yg berarti pusat sistem, sentra merupakan sistem pengelolaan kelas di taman kanak-kanak yang berpusat dan ditangani oleh satu orang guru secara khusus. Metode ini akan merangsang perkembangan potensi pada anak. Ada beberapa sentra yang diajarkan pada anak seperti sentra menari, sentra persiapan, sentra ekplorasi, sentra menyanyi dan masih banyak sentra lainnya, disini mereka bisa menjadi diri mereka sendiri tanpa ada paksaan sedikitpun yang membuat mereka menjadi terbebani atau malas untuk sekolah. Salah satu sentra yang banyak diminati oleh anak ada yang namanya sentra khusus yang dimana dilakukan pada tiap hari jum’at seperti sentra menyanyi, sentra menggambar dan mewarnai, menari. Pada sentra ini kita dapat melihat potensi perkembangan anak sesuai dengan minat atau kesukaan mereka. Disinilah kita mampu melihat mereka menjadi diri mereka sendiri tanpa paksaan yang membuat mereka tidak nyaman sehingga mereka memjadi semangat setiap melakukan apapun.

By. Nopita Pitria, S.Psi

Posting Komentar