
Kegiatan mendongeng sering dilakukan oleh para orangtua disaat menjelang tidur ataupun saat waktu senggang bersama anak-anaknya. Dengan berdongeng, para orangtua akan lebih dekat dengan anak-anaknya. Anak-anak pun akan mengenal cerita-cerita rakyat di Nusantara ini. Tidak hanya sekedar mengenal cerita rakyat, namun juga mampu menumbuhkan imajinasi serta inspirasi kepada anak.
Kegiatan mendongeng yang dilakukan oleh orangtua, guru atau pendongeng kepada anak-anak bisa menjadi media komunikasi yang menarik. Menarik karena para pendongeng biasanya akan menggunakan bahasa yang lucu dibantu dengan alat peraga yang dibuat menarik. Selain itu, pendongeng juga akan menggunakan penekanan suara dan gerak tubuh (gesture) untuk menghidupkan cerita yang disampaikan. Jika sudah menarik para anak-anak untuk mendengarkan dongeng tersebut, maka pelajaran ataupun nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerita dongeng tersebut akan lebih mudah ditangkap oleh anak-anak.
Namun kini dongeng seperti tak lagi dikenal oleh anak-anak. Para orangtua pun sedikit yang masih membudayakan dongeng kepada anak-anaknya. Hal ini banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut adalah banyaknya mainan atau media hiburan yang lebih modern dan lebih menarik minat anak-anak. Media atau alat-alat hiburan tersebut misalnya seperti TV, VCD/DVD, PS (Playstation), dan games atau permainan-permainan yang terdapat dalam gadget (handphone, tablet, ipad, dan sebagainya).
Media atau alat-alat hiburan yang modern bukan satu-satunya alasan mulai punahnya dongeng. Penyebab lain ialah kurangnya keperdulian orangtua terhadap kegiatan mendongeng kepada anak. Para orangtua banyak yang sudah tidak lagi mendongengkan cerita-cerita rakyat kepada anaknya. Padahal dulu mendongeng sudah seperti budaya yang selalu dilakukan orangtua kepada anaknya sebelum tidur. Mereka menceritakan cerita-cerita rakyat dari Nusantara dengan bahasa mereka sendiri yang akan mudah dipahami oleh anaknya. Walaupun cerita yang disampaikan adalah cerita rakyat yang fiktif, namun mengandung banyak pelajaran yang dapat diambil dari cerita tersebut.

1. Membangun kecerdasan emosional
Sebagai sarana yang mampu merekatkan hubungan orang tua dan anak, mendongeng dapat membangkitkan kecerdasan emosional untuk anak. Dengan memberikan nilai-nilai moral dalam kisah dongeng, anak dapat belajar dengan melihat contoh melalui tokoh dalam cerita yang didongengkan.
2. Mengembangkan daya imajinasi anak
Mendongeng dapat meningkatkan imajinasi dan membiarkan anak memiliki dunianya sendiri. Jika rutin dilakukan, kegiatan ini dapat meningkatkan kreativitas anak yang akan menjadi bekal mereka saat terjun langsung ke sekolah.
3. Meningkatkan keterampilan dalam berbahasa Kisah
dongeng merupakan stimulasi dini yang mampu merangsang keterampilan berbahasa pada anak-anak. Menyuguhkan kisah dongeng kepada anak dapat melatih kemampuan berbahasa mereka. Anak yang rutin didongengkan akan memiliki perbendaharaan kosakata yang lebih beragam dan juga lebih mampu berkomunikasi dengan orang lain.
4. Membentuk rasa empati
Kepekaan anak rentang usia 3-7 tahun akan dirangsang melalui situasi sosial. Dengan mendongeng, anak dapat memupuk pelajaran berempati terhadap lingkungan sekitar.
5. Membangkitkan minat baca
Langkah awal menumbuhkan minat baca pada anak adalah melalui kegiatan mendongeng yang bisa Anda lakukan sejak dini, bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Membacakan kisah dongeng kepada anak-anak dapat meningkatkan minat dan rasa penasaran yang lebih tinggi agar mereka mau belajar membaca. Rasa ingin tahu serta keinginan untuk memahami cerita dapat menstimulasi otak anak menjadi lebih kritis.
Dari penjelasan di atas banyak sekali manfaat dari mendongeng, salah satunya terhadap perkembangan bahasa anak. Berdongeng akan membantu anak dalam proses pengembangan bahasanya. Hal ini karena dongeng disajikan dalam suasana yang santai dan menarik, serta menggunakan bahasa yang sederhana yang akan lebih mudah dipahami oleh anak-anak.
Jika bahasa anak terus berkembang, maka komunikasi anak dengan lingkungan sekitarnya dan dalam bergaul dengan orang lain akan lebih mudah. Hal ini karena saat orangtua mendongengkan cerita, anak akan melakukan aktivitas mendengarkan, berbicara (bertanya atau berkomentar tentang sesuatu yang mengherankan), serta ikut melihat gambar atau membaca tulisan jika sudah bisa membaca.
By: Ani Oktar Yansi, S.Pd.I
Keren
BalasHapus