Pada era perkembangan teknologi yang pesat ini, anak-anak generasi masa kini tumbuh menjadi anak-anak yang cerdas dalam menggunakan teknologi digital, dimana mereka sudah menggenal perangkat pintar dan internet sejak lahir. Sehubungan dengan perkembangan teknologi, dilansir dari www.scholae.com, Dr. Deborah Weber juga menyampaikan pentingnya metode STEAM (Sience, technology, engeneering, art, mathematic) dalam perkembangan anak usia dini. Metode STEAM menekankan pada pembelajaran aktif, menstimulus anak untuk memecahkan masalah, focus pada solusi, membangun cara berikir logis dan sistematis, dan mempertajam kemampuan berikir kritis. Dengan STEAM anak diajarkan berpikir komperhensif. Alih-alih hanya mengenalkan anak teknologi melalui gadget pada anak, metode STEAM mengajarkan anak ini sekaligus 5 aspek pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi anak. Di amerika sejak tahun 1996, melalui SNF (National Sience Foundatio), STEAM telah menjadi bagian dari kurikulum pendidikan.
Saat ini, STEAM telah diterapkan di berbagai negara maju, seperti Kanada, Australia, Turki, Qatar, dan masih banyak lagi. Menurut SNF, dimasa depan 80% pekerja mengharuskan pekerjanya menguasai bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika. Melalui STEAM, siswa akan memiliki pola pemikiran logis, sistematis, serta kritis. Juga mampu meningkatkan pemecahan masalah, kesabaran, kerja sama tim, dan berbagai keahlian mental Dikutif dari PWNU.co Praktisi Pendidikan Anak usia Dini (PAUD) Suwarti M.Pd menekankan pentingnya guru PAUN menghadirkan metode pembelajaran yang mampu membuat anak generasi 4.0 menjadi kreatif dan kritis. Suwarti mengungkapkan, stimulasi atau penerapan metode STEAM bagi anak usia dini 3-5 tahun banyak berkaitan denan kejadian sehari-hari, baik dirumah maupun dilingkungan sekitar melalui aktifitas mengamati, menanya dan mencoba.
Pendekatan pembelajaran STEAM di PAUD biasanya melalui bermain dan project. Artinya anak diajarkan basic science sembari bermain melalui percobaan sederhana, tidak sampai pada konsep lebih kompleks. Guru boleh menyiapkan banhan-bahan yang pro dan kontra, dan biarkan anak memilih dan menoba, bukan guru yang memilih sesuai pemikirannya. Itulah pentingnya eksplorasi. Dalam mendidik anak usia dini , yang terenting kita perlu membangun dulu konsep berfikirnya. Anak usia dini tidak boleh dibebani target belajar, anak diajak untuk mengumpulkan data dan melaporkan kembali. Guna mempelajari STEAM tidak perlu sarana canggih dapat menggunakan sarana sederhana, misalnya dengan aktivitas sehari-hari, dengan memasak sayur sup anak diajarkan unsur STEAM melalui pengenalan sayur, mengelompokkannya, belajar ukuran, dan urutan saat memasak sayur yang bertekstur keras dan lunak.
Dikutip dari pkgpaudpekuncen.com, untuk menggunakan metode STEAM, maka anda bisa mengenalkan dasar-dasar keterampilan STEAM, seperti:
- Mendorong anak bertanya
- Berkerja sama dengan anak (terlibat dalam aktivitas anak)
- Mengajarkan anak berikir kreatif
- Mendorong anak menyelesaikan masalah
- Mendorong anak mengekplorasi sesuatu dan mengambil resiko yang sudah dihitungkan dampaknya bagi anak
- Menguji solusi dari suatu masalah
- Menemukan cara baru dalam melakukan sesuatu
- Guru dan orang tua bisa mengajarkan anak dengan berbagai metode dan alat
- Sering-sering membaca perkembangan metode terbaru dari internet atau sumber lainnya
- Dilarang men-drill anak, seperti melakukan pelatihan terus-menerus karenan membuat anak jadi penghafal ketimbang menumbuhkan kemampuan analisisnya
- Belajar harus melatih seluruh indranya
- Jangan hanya taktil, yaitu duduk terus menerus tapi harus dengan banyak metode dan aktivitas.
Diawal semester genap ini pada januari 2020, TK IT Robbani mulai menerapkan pembelajaran berbasis STEAM mengingat keunggulan dan penggunaannya yang menyenangkan dan membuat anak tiap harinya menantikan apa yang akan mereka lakukan dan semangat untuk menemukan hal-hal baru dari tiap materinya, guru akan menyediakan berbagai media mulai dari buah-buahan langsung anak diajarkan bagian-bagian tumbuhan dan bagaimana mengolahnya, sampai menyediakan alat penunjang seperti kacan-kacangan, manik-manik, stik eskrim, plastisin, tutup botol, benda alam atau barang bekas disekitar kita yang dapat dikreasikan anak sesuai imajinasi untuk membuat huruf merangkai kata, berhitung dan mengelompokkan benda, dn membuat karya tanpa mengangkas kreasi anak. Melalui STEAM ini, anak diajarkan tidak hanya pandai dalam akademik, tapi juga emosional social. Untuk meniptakan anak didik yang menguasai STEAM, perlu kerjasama orang tua dirumah dan guru di sekolah. Disekolah, peran guru meningkatkan kualitas pendidikan anak, maka dirumah oang tua mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
By: Enda Kurniati, S.Pd
Keren
BalasHapusIni lebih pas diterapkan untuk sekolah yah? Bukan untuk ortu terapkan dirumah gitu yah?
BalasHapusiya pendekatan STEAM di PAUD
HapusMantab
BalasHapusMasyaAllah keren
BalasHapussebuah perubahan, insya Allah memberikan banyak manfaatny
BalasHapusPantesan anak2 tambah betah berlama2 di sekolah.
BalasHapusMetode STEAM (Sience, technology, engeneering, art, mathematic). Bgus ini untuk diterapkan
BalasHapus