Dunia tengah disibukkan dengan merebaknya si mungil ini karena kehadirannya memberi keresahan dan jejak kehadirannya menyisakan kesedihan. Betapa tidak? Sudah ribuan nyawa melayang sejak kehadiran si mungil ini. Si mungil ini memiliki nama yang unik yakni “Corona” atau nama lainnya “Covid-19” namun misi si mungil ini begitu menyeramkan. Alon alon asal klakon (dalam bahasa jawa), mungkin begitulah prinsip kerjanya. Ia singgah dari satu manusia ke manusia lainya, dari satu benda ke benda lainnya, bahkan dari satu Negara ke Negara lainnya.
Saat ini para dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya kewalahan menangani orang-orang yang telah disinggahi oleh si mungil ini. Beberapa Negara bergegas menentukan kebijakan masing-masing dalam mengatasi hal ini. Mungkin kata “Lockdown” tak asing lagi dipendengaran kita. Lockdown adalah kebijakan yang pertama kali diadopsi oleh pemerintah Negara Cina saat merebaknya virus ini yang bermula di Wuhan yang selanjutnya diikuti pula oleh Italia. Lantas, apakah Indonesia mampu seperti Cina dan Italia untuk melakukan Lockdown? Sedangkan dari sisi kesiapan mental sosial masyarakat dan kesiapan negara dalam mengatasi imbas dari lockdown begitu nampak tak memungkinkan.
Apakah kita akan diam dan acuh saja seolah menantikan giliran si mungil ini bertamu pada kita? Ikhtiar sebelum tawakal sob, memang ajal sudah jadi qodar dari Allah namun bukan berarti kita pasrah hingga si mungil itu datang menyerang semua wilayah. Berikut ini berapa ikhtiar yang dapat kita lakukan selain lockdown nasional :
1.Social distancing, yakni menjaga jarak interaksi social dengan siapapun minimal sejauh 1 m.
2.Menjaga kesehatan dan imunitas tubuh dengan meningkatkan dan memperbaiki asupan gizi pada tubuh serta menjaga makanan yang di konsumsi.
3.Lockdwn mandiri, tidak keluar rumah tanpa ada kebutuhan mendesak. Jika pun terpaksa tetap keluar seperti karena tuntutan pekerjaan yang tidak bias dilakukan dari rumah maka tetap harus jaga diri, jaga kebersihan, dan jaga jarak dengan setiap orang, serta menjaga wudhu .
4.Jika berada diluar rumah sebaiknya menggunakan masker atau penutup jenis lainnya, bersyukurlah bagi para muslimah yang selalu keluar rumah dengan kondisi aurat tertutup sesuai syariat.
5.Menjaga adab saat batuk dan bersin.
6.Menjaga kebersihan.
7.Segera memeriksakan diri jika gejala menunjukkan makin parah.
8.Perbanyak berdoa dan dzikir, lebih dekatkan lagi diri kita kepada Allah sembari memuhasabah setiap dosa kita karena bias jadi musibah wabah corona ini adalah buah dari tumpukan-tumpukan dosa dan kedzoliman kita.
Dalam hal ini kita sebagai lembaga pendidikan harus mendukung program pemerinta untuk tetap berdiam diri di rumah, selama 14 hari siswa TK IT Robbani diliburkan untuk pemutusan mata rantai penyebaran virus corona ini. Dimana siswa belajar di rumah dengan arahan dari guru melalui media online, SIT Robbani juga meluncurkan aplikasih rumah belajar SIT Robbani guna membantu orangtua membimbing anak belajar di rumah. Setiap harinya para guru akan mengshare materi kegiatan yang akan di lakukan orangtua dan siswa di rumah, Alahamdulillah selama daring belajar di rumah para orang tua bekerjasama dengan baik dengan guru dan libur akibat pencegahan covid 19 ini menjadi berkualitas.
Oleh: Serly yunita
======================================================================================
The Little One who fears the "Corona Virus"
The world is preoccupied with the outbreak of this little one because his presence gives anxiety and traces of his presence leaving sadness. How not? Thousands of lives have been lost since the presence of this little guy. This little one has a unique name that is "Corona" or another name "Covid19" but this little mission is so scary. It is said that the origin of the horn (in Javanese), maybe that's the principle of work. He stopped from one human to another, from one object to another, even from one country to another.
At present the doctors, nurses, and other medical personnel are overwhelmed by people who have been visited by this little one. Several countries rushed to determine their respective policies in overcoming this. Maybe the word "Lockdown" is no longer sing in our hearing. Lockdown is a policy that was first adopted by the Chinese government when the outbreak of this virus that began in Wuhan, which was then followed by Italy. So, is Indonesia capable like China and Italy to lockdown? While in terms of the social mental readiness of the people and the readiness of the state in overcoming the effects of lockdown, it seems impossible.
Are we going to be silent and indifferent as if waiting for this little turn to visit us? Efforts before resignation friend, indeed death has become a qodar from God, but that does not mean we surrender until the little one comes to attack all regions. Here are how many things we can do besides national lockdowns:
1.Social distancing, namely maintaining a minimum distance of social interaction with anyone as far as 1 m.
2.Maintain health and body immunity by increasing and improving nutritional intake in the body and maintaining food consumed.
3.Lockdwn independently, do not leave the house without urgent needs. If you are forced to stay out as if due to the demands of work that cannot be done from home, you still have to take care of yourself, keep clean, and keep your distance from everyone, and keep ablution .
4.If you are outside the house you should use a mask or other type of cover, be thankful for Muslim women who always leave the house with closed aurat conditions according to the Shari'a.
5.Maintain manners when coughing and sneezing.
6.Maintain cleanliness.
7.Immediately check yourself if the symptoms show more severe.
8.Pray more and dhikr, draw yourself closer to God while understanding all our sins because bias can be the calamity of this corona outbreak is the fruit of our piles of sin and tyranny.
In this case we as educational institutions must support the government program to remain silent at home, for 14 days IT Robbani Kindergarten students are closed for breaking the chain of the spread of this corona virus. Where students study at home with direction from the teacher through online media, SIT Robbani also launched the SIT Robbani home learning application to help parents guide children to learn at home. Every day the teachers will share material activities that will be done by parents and students at home, Alahamdulillah during online learning at home, parents work well together with the teacher and holidays due to the prevention of covid 19 this becomes quality.
By: Serly Yunita
Yukkkzz, stay at home 😊
BalasHapusStay at home ya, ok deh
BalasHapusSemoga kita terhindar dari virus Corona ini
BalasHapusUdah,,, dirumah aja!
BalasHapus