Hidup yang sangat singkat ini, mari kita isi dengan sesuatu yang bermanfaat bukan dengan yang sia-sia. Jangan tukar usia dunia yang hanya 60-70 tahun ini dengan kehidupan akhirat yang kekal lagi abadi.
100 tahun itu ada ujungnya, 1 milyar tahun itu ada ujungnya. Tetapi selama-lamanya itu tak berujung. Dan di akhirat nanti akan ada sebuah perasaan yang banyak menimpa kebanyakan manusia, yaitu penyesalan. Kita berlindung kepada Allah dari melalaikan waktu kita di dunia. Aamiin.
Ikhwah, salah satu sektor terpenting dalam kehidupan manusia adalah dunia pendidikan, maka sudah seharusnya kita sebagai da’i juga turut mengambil peran dalam dunia ini dengan segala kompleksitas, serta peluang beramal untuk bekal kita di akhirat nanti.
Urgensi kita berdakwah dalam dunia pendidikan, setidaknya ada 3 hal penting :
1. Nasrul Fikrah
Agar kita mendidik masyarakat dengan ajaran Islam dengan ajaran Islam yang benar, walaupun hanya dengan sekadar kalimat bismillah yang kita ajarkan kepada anak didik, dan diamalkan selama hidupnya, kemudian diajarkan kembali kepada orang lain, maka itu akan menjadi amal jariyah yang akan mengalir terus menerus dan tak terputus. MasyaAllah.
Maka pastikan orientasi kita dakwah. Jika orientasi kita benar, lillah karena Allah, maka ia akan mendapatkan kekuatan yg melampaui apa-apa yang ia mampu. Tapi jika orientasi kita adalah materi, maka itulah yang akan ia dapatkan dan tidak ada bagiannya lagi di akhirat. Naudzubillah.
Jika kita bekerja senilai materi 10 juta, dengan memberikan semua yang kita mampu, totalitas dan berorientasi untuk berbagi, namun hanya dihargai dengan materi senilai 2 juta. Maka Allah akan melunasi sisanya dengan keberkahan rizki, anak yang shalih, suami/istri yang shalih/ah, dihindari dari segala jenis penyakit, MasyaAllah. Sebaliknya, jika kita dibayar 10 juta, namun bekerja senilai 2 juta, tapi seadanya, bermalas-malasan, banyak mengeluh, maka niscaya Allah akan ambil secara paksa yang seharusnya bukan menjadi haknya dengan dijauhkan dari keberkahan, penyakit yang datang silih berganti, hidup tidak bahagia, dsb. Naudzubillah..
2. Tanmiyatul Kafaah (Pengembangan Kemampuan dan Skill)
Kita sebagai manusia harus bisa mengenali potensi terbesar dari dirinya, sehingga tidak cukup hanya sekedar menjadi guru, tetapi ia harus mampu menjadi guru tauladan yang menjadi pembicara berpengaruh di dunia pendidikan.
Kita jangan hanya sekedar senang hidup dalam zona nyaman, tetapi harus menemukan sesuatu ke depan ingin apa ia menjadi.
Jadikan lembaga dimanapun tempat kita mengabdi sebagai kawah candradimuka untuk tempat bereksperimen untuk bisa berbuat lebih melampaui dari apa yang kebanyakan orang fikirkan.
Karena sampai kapanpun, investasi terbesar dalam sebuah organisasi adalah manusia.
3. Kasbul Maisyah (Mendapatkan Sumber Penghidupan)
Point ini ditempatkan terakhir, karena jika diletakkan di awal, maka dunia akan menjadi orientasi kita. Demikian juga jika tanmiyatul kafaah lebih diutamakan, maka yang menjadi orientasi adalah diri kita sendiri.
Terlepas dari itu, tetap kita tidak bisa mengingkari fitrah. Sumber penghidupan itu penting, maka mari kita jaga lembaga tempat kita mengabdi dengan memberikan amal-amal terbaik. Kita berdo'a kepada Allah agar hidup kita senantiasa diberikan keberkahan dalam aktifitas amal kita dan rizki yang Allah berikan kepada kita semua. Aamiin..
Ust. Kemas Moh. Ade Isnaeni,.M.T
(Pembina Yayasan Generasi Robbani Sumatera Selatan)
Posting Komentar