BREAKING NEWS

Main Slider

5/Food/slider-tag

Kamis, 20 Juni 2019

Pelukan Pengikat Hati

Halal bihalal menjadi tradisi di Indonesia setelah hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Makna halal bihalal yaitu silaturahmi dan saling memaafkan yang merupakan risalah islam. Banyak hadis yag mementingkan makna halal bihalal  diantaranya :

“Siapa saja yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan pengaruhya, maka sambunglah tali persaudaraan” (HR. Al-Bukhori dan Muslim).

Nabi Muhammad SAW bersabda “ tidak ada dua orang muslim yang bertemu kemudian bersalaman kecuali dosa keduanya diampuni oleh Allah SWT sebelum mereka berpisah”. (HR. Tirmidzi).

Terkait dengan makna yang terkandung dalam istilah halal bihalal, pakar tafsir Al-Qur’an  Indonesia Muhammad Quraish shihab  (membumikan Al-Qur’an, 1999) dalam sebuah artikel  NU Online, menjelaskan maka halal bihalal dari berbagai aspek, pertama dari tinjauan hukum, halal yang menurut para ulama dipertentangkan dengan haram akan memberikan kesan bahwa orang yang melakukannya akan terbebas dari dosa. Kedua, secara bahasa, halla atau halala memiliki berbagai makna antara lain menyelasaikan problem atau kesulitan atau meluruskan benang kusut atau mencairkan yang beku atau melepaskan ikatan yang membeku. Ketiga, tinjauan qur’ani, halal yang dituntut adalah halal yang thayyib yang baik lagi menyenangkan. Dengan kata lain Al-Qur’an menutut agar setiap aktivitas yang dilakukan setiap orang muslim harus merupakan hal yang baik dan menyenangkan bagi semua pihak. Jadi tidak hanya menutut untuk saling memaafkan, tetapi juga berbuat baik terhadap yang pernah melakukan kesalahan padanya.

Halal bihalal menuntut pelaku yang terlibat didalamnya untuk menyambung hubungan yang putus, mewujudkan hubungan yang harmonis, serta berbuat baik secara berkelanjutan. Menurut Kiai Wahab Chasbullah tersebut, halal bihalal lebih dari sekedar memaafkan, tetapi juga mecakup kemanusiaan, kebangsaan, dan tradisi yang positif.

Peraturan menteri kebudayaan republik Indonesia nomer 146 tahun 2014 tetang kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini pasal 5 menyatakan : struktur kurikulum PAUD memuat program-program pengembangan yang mencakup nilai agama dan moral,fisik motorik, kognitif, social emosional, bahasa, dan seni. Jadi dalam Pendidikan anak usia dini tidak terlepas dari 6 aspek perkembangan anak yang harus dikembangkan tersebut.

Dalam hal ini untuk mengembangkan ke 6 aspek tersebut  TK IT Robbani melaksanakan halal bilhalal setelah hari raya Idul Fitri 1440 H dengan  konsep yang berbeda dalam pelaksananaan, berdiri setara dengan anak dalam dekapan cinta yang memuat semua 6 aspek pengembangan tersebut. 

Kegiatan ini disambut antusias oleh semua anak TK IT Robbani dari awal sampai akhir kegiatan diwarnai dengan senyum dan pelukan kasih sayang. Pertama, mereka dengan tertib berbaris lalu menyalami dan bepelukan dengan amah-amahnya satu persatu, dengan memberikan pelukan pada anak, guru-guru secara tidak langsung memberi tahu mereka bahwa mereka anak yang sangat disayangi dan special bagi gurunya. Hal tersebut memberikan kenyamanan dan rasa bahagia yang dapat meningkatkan perkebangan sosial emosional anak serta pelukan akan memberikan stimulasi kepada otak sehingga daya kecerdasan anak akan meningkat. Tidak hanya itu, mereka juga berbaris satu-persatu untuk bersalaman dengan teman-temannya serta berpelukan untuk sesama siswa laki-laki atau sesama siswa perempuan agar mereka kembali merasakan kedekatan dan keakraban sesama temannya. Kegiatan ini memerikan kedekatan kembali anak dengan guru dan sesama anak serta memberi energi positif bagi anak untuk memulai sekolah kembali setelah libur panjang.

Dalam penelitian yang dirilis dalam buku “The Mirachel Of Hug” mengungkapkan bahwa “pelukan orang tua kepada anaknya dapat membangun konsep diri yang positif, mengurangi emosi yang negatif, seperti kesepian, cemas, atau frustasi, serta meningkatkan kecerdasan otak, merangsang keluarnya hormon oksitosin yang memberikan perasaan tenang pada anak. Dengan pelukan juga anak akan merasa dicintai dan dihargai. Anak yang sering mendapatkan pelukan dari orang tuanya akan lebih efektif sembuh dari deresi, dan akan timbul rasa percaya diri untuk menyelesaikan berbagai permasalahannya. Bahkan, pelukan saat inisiasi dini, sesaat bayi terlahir ke dunia akan mentransfer sejenis mikroorganisme yang membuat daya tahan tubuh bayi semakin kuat. Tidak perlu khawatir dengan mitos yang mengatakan bahwa anak yang sering mendapat pelukan akan menjadi cengeng. Lupakan paradigma kalau anak saya laki-laki harus bermental kuat, kalau dipeluk-peluk nanti melempem. 

By : Endah Kurniati, S.Pd

Posting Komentar